Cilok Bogor To Balikpapan


Cilok Bogor To Palembang


Cilok Bogor To Bandung


Cilok Bogor To Sukabumi



Liburan Dapat Uang Tamabahan

Liburan datang, semuanya senang \=D/

Hallo... Hallo.. Sahabat Alkautsar, selamat berakhir pekan & liburan bersama org tersayang :)

Tuk para pengusaha, semangaaat niiih.. Masa-masa liburan adalah yg dinanti2 tuk ambil peluang meningkatkan omset. Apalagi yg bisnis bidang tour travel, penginapan & kuliner.. Larisss maniiisss euy dikunjungi para wisatawan asing & lokal <=-P

Gak kalah seru.. dcilok dan dcireng jg jd terkena dampaknya ni. Alhamdulillah.. Omset meroket sdh bnyak pesanan para tamu yg berkunjung liburan ke Bogor...

Tuk kamu yg mau punya penghasilan tambahan, ni ksempatan yg bagus.. Segera gabung mjd Agen Alkautsar di Kotamu & ambil peluang ini di saat org2 liburan, kamu semangat dpt rejeki tambahan \=D/

*Sssssstttt... Sdikit bocoran niih, th 2015 Alkautsar Food mengeluarkan produk baru yg akan masuk pasar retail & tuk dcilok dan dcireng kmungkinan harga akan naik ;)

Yuuuk ah... Semangaat.. Semangaat.. Jalanin Bisnis. Perkembangan karir & bisnis di th 2015 harus lbh baik lg dr th ini ˆ⌣ˆ

Union Is Strength


Tepung Terigu

Makanan berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan pokok banyak negara. Ketersediaannya yang melimpah di pasaran dunia, proteinnya yang tinggi, harganya yang relatif tidak mahal dan pengolahannya yang praktis mudah telah menjadikan makanan berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara. Negara-negara pengekspor gandum juga cukup banyak antara lain, Australia, Kanada, Amerika, Rusia, Cina, dan masih banyak lagi.
 
Sejarah asal-muasal tanaman gandum sendiri memiliki referensi yang amat beragam. Satu pemahaman yang kiranya sama adalah bahwa tanaman ini diperkirakan pertama kali tumbuh di kawasan Asia. Adalah seorang arkeolog dari Universitas Chicago yang menemukan dua jenis gandum diantara puing-puing reruntuhan sebuah desa kuno di Irak pada tahun 1948. Desa tersebut diperkirakan dibangun 6.700 tahun SM.
 
Sebagian sejarawan masih berpegang pada anggapan bahwa tanaman ini mula-mula tumbuh di sekitar kawasan Mediterania, sekitar Turki, Syria, India, bahkan Eropa. Catatan sejarah purba menemukan bahwa 4.000 tahun SM relief di pemakaman kuno Mesir mengindikasikan bahwa gandum digunakan sebagai makanan manusia, dan gandum dikenal sebagai makanan di China pada tahun 2.700 SM. Sejalan dengan penyebaran hunian manusia, demikian pula gandum sebagai makanan pokok lalu menyebar ke Eropa Timur, Amerika Selatan, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Canada dan Australia. Hal ini mengakibatkan varietas dan jenis gandum pun semakin beragam bergantung lokasi dan masa tumbuhnya.
 
Dalam perjalanannya, tepung terigu yang diolah dari biji gandum melalui proses penggilingan kemudian berhasil dikembangkan menjadi beragam makanan. Yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi berbagai negara termasuk Indonesia adalah roti dan mie. Produk jadi lainnya kue, biskuit, pastry, dan masih banyak lagi.
 
Proses Gandum Jadi Terigu
Proses pengolahan gandum menjadi tepung terigu dibagi dalam 2 proses, yakni proses pembersihan (cleaning) dan penggilingan (milling). Pada proses cleaning, gandum dibersihkan dari impurities seperti debu, biji-biji lain selain gandum (seperti biji jagung, kedelai), kulit gandum, batang gandum, batu-batuan, kerikil, dan lain-lain
Setelah gandum dibersihkan dari impurities, proses penambahan air (dampening) agar gandum memiliki kadar air yang diinginkan. Proses dampening tergantung pada beberapa faktor. Antara lain kandungan air di awal biji gandum, jenis gandum, dan jenis serta mutu tepung yang diharapkan. Selanjutnya gandum yang telah diberi air didiamkan selama waktu tertentu agar air meresap ke dalam biji gandum. Tahap ini bertujuan untuk membuat kulit gandum menjadi liat sehingga tidak mudah hancur saat digiling dan memudahkan endosperma terpisah dari kulit serta melunakkan endosperm yang mengandung tepung.
Proses kedua adalah penggilingan (milling) yang meliputi proses breaking, reduction, sizing, dan tailing. Prinsip proses penggilingan adalah memisahkan endosperm dari lapisan kulit. Diawali dengan proses breaking yaitu pemisahan biji gandum untuk memisahkan kulit gandum dengan endosperm. Tahap berikutnya adalah reduction, yaitu endosperma yang sudah dipisahkan diperkecil lagi menjadi tepung terigu. Kulit gandum yang terpisah diproses kembali menjadi bran dan pollard.
 
Selama proses penggilingan dihasilkan produk-produk samping seperti pollard, bran, dan tepung industri. Tujuan dari tahap penggilingan ini untuk memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi dengan kualitas tepung yang baik.
 
Kandungan
Umumnya penggolongan tepung terigu berdasarkan kandungan proteinnya. Biasanya jenis yang tersedia di pasar memiliki kandungan protein berkisar antara 8% - 9%, 10.5% - 11.5 % dan 12 % - 14 %.
 
Di dalam tepung terigu terdapat Gluten , yang secara khas membedakan tepung terigu dengan tepung tepung lainnya. Gluten adalah suatu senyawa pada tepung terigu yang bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan dalam pembuatan roti agar dapat mengembang dengan baik, yang dapat menentukan kekenyalan mie serta berperan dalam pembuatan kulit martabak telur supaya tidak mudah robek.
 
Umumnya kandungan gluten menentukan kadar protein tepung terigu, semakin tinggi kadar gluten, semakin tinggi kadar protein tepung terigu tersebut. Kadar gluten pada tepung terigu, yang menentukan kualitas pembuatan suatu makanan, sangat tergantung dari jenis gandumnya.
 
Dalam pembuatan makanan, hal yang harus diperhatikan ialah ketepatan penggunaan jenis tepung terigu. Tepung terigu berprotein 12 %-14 % ideal untuk pembuatan roti dan mie, 10.5 %-11.5 % untuk biskuit, pastry/pie dan donat. Sedangkan untuk gorengan, cake dan wafer gunakan yang berprotein 8%-9%. Jadi suatu tepung terigu belum tentu sesuai dengan semua makanan.
 
Kualitas tepung terigu dipengaruhi juga oleh moisture (kadar air), ash (kadar abu), dan beberapa parameter fisik lainnya, seperti water absorption, development time, stability, dan lain-lain.
 
 
Moisture adalah jumlah kadar air pada tepung terigu yang mempengaruhi kualitas tepung. Bila jumlah moisture melebihi standar maksimum maka memungkinkan terjadinya penurunan daya simpan tepung terigu karena akan semakin cepat rusak, berjamur dan bau apek.
 
 
Ash adalah kadar abu yang ada pada tepung terigu yang mempengaruhi proses dan hasil akhir produk antara lain warna produk (warna crumb pada roti, warna mie) dan tingkat kestabilan adonan. Semakin tinggi kadar ash semakin buruk kualitas tepung. Sebaliknya semakin rendah kadar ash semakin baik kualitas tepung. Hal ini tidak berhubungan dengan jumlah dan kualitas protein.
 
Kemampuan tepung terigu menyerap air disebut Water Absorption. Kemampuan daya serap air pada tepung terigu berkurang bila kadar air dalam tepung (moisture) terlalu tinggi atau tempat penyimpanan yang lembab. Water Absorption sangat bergantung dari produk yang akan dihasilkan. Dalam pembuatan roti umumnya diperlukan water absorption yang lebih tinggi dari pada pembuatan mie dan biskuit.
 
Kecepatan tepung terigu dalam pencapaian keadaan develop (kalis) disebut developing time. Bila waktu pengadukan kurang disebut under mixing yang berakibat volume tidak maksimal, serat/remah roti kasar, roti terlalu kenyal, aroma roti asam, roti cepat keras, permukaan kulit roti pecah dan tebal. Sedangkan bila kelebihan pengadukan disebut over mixing yang berakibat volume roti melebar/datar, roti kurang mengembang, serat/remah roti kasar, warna kulit roti pucat, permukaan roti mengecil, permukaan kulit roti banyak gelembung dan roti tidak kenyal.
 
Proses terakhir adalah stability yaitu kemampuan tepung terigu untuk menahan stabilitas adonan agar tetap sempurna meskipun telah melewati waktu develop (kalis). Stabilitas tepung pada adonan dipengaruhi beberapa hal antara lain jumlah protein, kualitas protein dan zat additive/tambahan. (*)

Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanaman serealia dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Pada umumnya, biji gandum (kernel) berbentuk opal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ).

Sejarah

Masyarakat prasejarah sudah mengenal sifat-sifat gandum dan tanaman biji-bijian lainnya sebagai sumber makanan. Berdasarkan penggalian arkeolog, diperkirakan gandum berasal dari daerah sekitar Laut Merah dan Laut Mediterania, yaitu daerah sekitar Turki, Siria, Irak, dan Iran. Sejarah Cina menunjukkan bahwa budidaya gandum telah ada sejak 2700 SM [1].

Klasifikasi

Gandum merupakan makanan pokok manusia, pakan ternak dan bahan industri yang mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku [2]. Gandum dapat diklasifikasikan berdasarkan tekstur biji gandum (kernel), warna kulit biji (bran), dan musim tanam. Berdasarkan tekstur kernel, gandum diklasifikasikan menjadi hard, soft, dan durum. Sementara itu berdasarkan warna bran, gandum diklasifikasikan menjadi red (merah) dan white (putih). Untuk musim tanam, gandum dibagi menjadi winter (musim dingin) dan spring (musim semi). Namun, secara umum gandum diklasifikasikan menjadi hard wheat, soft wheat dan durum wheat.

T. aestivum (hard wheat)

T. aestivum adalah spesies gandum yang paling banyak ditanam di dunia dan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti karena mempunyai kadar protein yang tinggi. Gandum ini mempunyai ciri-ciri kulit luar berwarna coklat, bijinya keras, dan berdaya serap air tinggi. Setiap bulir terdiri dari dua sampai lima butir gabah.

T. compactum (soft wheat)

T. compactum merupakan spesies yang berbeda dan hanya sedikit ditanam. Setiap bulirnya terdiri dari tiga sampai lima buah, berwarna putih sampai merah, bijinya lunak, berdaya serap air rendah dan berkadar protein rendah. Jenis gandum ini biasanya digunakan untuk membuat biskuit dan kadang-kadang membuat roti.

T. durum (durum wheat)

T. durum merupakan jenis gandum yang khusus. Ciri dari gandum ini ialah bagian dalam (endosperma) yang berwarna kuning, bukan putih, seperti jenis gandum pada umumnya dan memiliki biji yang lebih keras, serta memiliki kulit yang berwarna coklat. Gandum jenis ini digunakan untuk membuat produk-produk pasta, seperti makaroni, spageti, dan produk pasta lainnya [3].

Morfologi biji

Pada umumnya, kernel berbentuk ofal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ) [4]. Bagian kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena merupakan satu kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat dipisahkan melalui proses penggilingan.

Bran

Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total keseluruhan gandum. Bran terdiri dari 5 lapisan yaitu epidermis (3,9%), epikarp (0,9%), endokarp (0,9%), testa (0,6%), dan aleuron (9%). Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta memiliki kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Epidermis merupakan bagian terluar biji gandum, mengandung banyak debu yang apabila terkena air akan menjadi liat dan tidak mudah pecah. Fenomena inilah yang dimanfaatkan pada penggilingan gandum menjadi tepung terigu agar lapisan epidermis yang terdapat pada biji gandum tidak hancur dan mengotori tepung terigu yang dihasilkan. Kebanyakan protein yang terkandung dalam bran adalah protein larut (albumin dan globulin).

Endosperma

Endosperma merupakan bagian yang terbesar dari biji gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu [5]. Pada bagian ini juga terdapat zat abu yang kandungannya akan semakin kecil jika mendekati inti dan akan semakin besar jika mendekati kulit.

Lembaga

Lembaga terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%. Lembaga merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak lemak dan terdapat bagian yang selnya masih hidup bahkan setelah pemanenan. Di sekeliling bagian yang masih hidup terdapat sedikit molekul glukosa, mineral, protein, dan enzim. Pada kondisi yang baik, akan terjadi perkecambahan yaitu biji gandum akan tumbuh menjadi tanaman gandum yang baru. Perkecambahan merupakan salah satu hal yang harus dihindari pada tahap penyimpanan biji gandum. Perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi kelembapan yang tinggi, suhu yang relatif hangat dan kandungan oksigen yang melimpah.
Lembaga atau intisari gandum merupakan embrio dalam tanaman gandum. Persentase mencapai 2,5-3% dari biji gandum utuh. Warnanya coklat keemasan dan berbentuk serpihan. Namun sayangnya, pada produksi tepung terigu, intisari gandum dihilangkan pada saat proses pemurnian biji gandum. Hal ini dikarenakan kandungan minyak nabati yang tinggi pada intisari gandum sehingga pembuangannya akan mencegah tepung agar tidak mudah teroksidasi, tengik dan awet saat disimpan.[6]

Tepung terigu

Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis, trigo, yang berarti "gandum".
Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu. Tepung terigu juga berasal dari gandum, bedanya terigu berasal dari biji gandum yang dihaluskan, sedangkan tepung gandum utuh (whole wheat flour) berasal dari gandum beserta kulit arinya yang ditumbuk.

Pembuatan tepung terigu

Tepung terigu diperoleh dari hasil penggilingan biji gandum yang mengalami beberapa tahap pengolahan (Paul & Helen 1972). Beberapa tahap proses pengolahan tersebut adalah tahap persiapan dan tahap penggilingan. Tahap persiapan meliputi proses cleaning (pembersihan), dampening (pelembapan), dan conditioning (pengondisian). Pada tahap cleaning, gandum dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti debu, biji-biji lain selain gandum (seperti biji jagung, kedelai), kulit gandum, batang gandum, batu-batuan, kerikil, logam, dan lain-lain [7]. Kontaminan-kontaminan tersebut harus dipisahkan dari gandum sebelum proses penggilingan. Penggunaan ayakan kasar dan magnet dapat memisahkan benda-benda asing dan substansi logam yang terdapat pada gandum. Kontaminan kecil memerlukan perlakuan khusus untuk memisahkannya dari gandum.
Gandum yang telah dibersihkan mengalami proses selanjutnya yaitu proses dampening dan conditioning. Proses dampening adalah proses penambahan air agar campuran gandum memiliki kadar air yang diinginkan [7]. Proses dampening tergantung pada kandungan air dari gandum, kepadatan, dan kekerasan biji gandum. Jumlah air yang ditambahkan dapat dihitung secara matematis dengan menggunakan persamaan:
W = (M2 - M1) / (100 - M2) \times Q
W adalah jumlah air yang ditambahkan (kg), M2 adalah kadar air yang diinginkan (%), M1 adalah kadar air gandum awal (%), dan Q adalah berat gandum (kg).
Setelah melalui proses dampening selanjutnya gandum mengalami conditioning dengan menambahkan air pada gandum dan didiamkan selama waktu tertentu agar air benar-benar meresap. Tahap ini bertujuan untuk membuat kulit gandum menjadi liat sehingga tidak hancur pada saat digiling dan dapat mencapai kadar air tepung terigu yang diinginkan serta memudahkan endosperma terlepas dari kulit dan melunakkan endosperma.
Tahap selanjutnya adalah tahap penggilingan yang meliputi proses breaking, reduction, sizing, dan tailing. Prinsip proses penggilingan adalah memisahkan endosperma dari lapisan sel aleuron atau lapisan kulit. Diawali dengan proses breaking, endosperma dihancurkan menjadi partikel-partikel dalam ukuran yang seragam dalam bentuk bubuk seukuran tepung [8]. Tahap penggilingan selanjutnya adalah proses reduction, yaitu endosperma yang sudah dihancurkan diperkecil lagi menjadi tepung terigu, untuk selanjutnya diayak untuk dipisahkan dari bran dan pollard. Selama proses penggilingan dihasilkan produk-produk samping seperti dedak, pollard, pellet, dan tepung industri. Tujuan dari tahap penggilingan ini untuk memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi dengan kualitas tepung yang baik. Proses tepung yang baik umumnya menghasilkan 74-84% tepung terigu sedangkan bran dan pollard kira-kira 20-26%. Tepung hasil produksi dianalisis di laboratorium kendali mutu untuk dianalisis kandungan-kandungan dalam tepung terigu yang meliputi penetapan kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar gluten, uji warna, uji farinograph, ekstensograph, alveograph, amylograph, serta analisis mikrobiologi.

Jenis tepung terigu

  • Tepung berprotein tinggi (bread flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein tinggi, antara 11%-13%, digunakan sebagai bahan pembuat roti, mi, pasta, dan donat.
  • Tepung berprotein sedang/serbaguna (all purpose flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein sedang, sekitar 8%-10%, digunakan sebagai bahan pembuat kue cake.
  • Tepung berprotein rendah (pastry flour): mengandung protein sekitar 6%-8%, umumnya digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti biskuit atau kulit gorengan ataupun keripik.

Nutrisi lembaga gandum

Lembaga gandum merupakan bagian yang kaya akan berbagai zat gizi dengan berbagai manfaatnya bagi kesehatan. Lembaga gandum memiliki kandungan nutrisi tinggi seperti serat pangan, protein, vitamin B1, B2, B3, B6, asam folat, magnesium, tembaga, fosfor, seng, mangan dan selenium. Selain itu, bagian ini juga merupakan sumber yang baik bagi vitamin E, zat besi dan asam lemak essensial. Dengan kandungan natrium yang rendah dan tidak mengandung kolesterol semakin memperkuat intisari gandum sebagai bagian yang paling bergizi dari biji gandum.[9]

Referensi

  1. ^ Nurmala T. 1980. Budidaya Tanaman Gandum. Bandung: PT Karya Nusantara Jakarta.
  2. ^ Muchtadi TR, Sugiyono. 1992. Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
  3. ^ Fabriani G, Lintas C. 1988. Durum Wheat: Chemistry and Technology. Minnesota: American Association of Cereal Chemists, Inc.
  4. ^ Kent NL. 1975. Technology of Cereals with Special References to Wheat. Oxford: Pergamon Pr.
  5. ^ Jones DWK, Amos AJ. 1967. Composition of Wheat and Products of Milling in Modern Cereal Chemistry. London: Food Trade Press Ltd.
  6. ^ Wheat Foods Council
  7. ^ a b [Bogasari]. 1997. Quality Control of Raw Material Wheat Flour and By Product. Jakarta: PT ISM Bogasari Flour Mills.
  8. ^ Buckle KA et al. 1985. Ilmu Pangan. Purnomo AH, penerjemah. Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari: Food Science.
  9. ^ Rimbawan & Albiner 2004

Bawang Putih

Bawang putih (Allium sativum) merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga Alliaceae sama seperti lain-lain jenis bawang iaitu bawang besar, bawang merah, lik , dan kucai. Bawang putih telah ditanam dan digunakan manusia semenjak beribu tahun dulu dalam perubatan dan masakan. [1]Bawang putih seperti juga bawang merah dan bawang besar mempunyai daun dan bebawang yang berada dalam tanah yang cetek sahaja. Berbeza dengan bawang besar yang mempunyai satu bebawang, bawang putih dibentuk dari pelbagai bebawang yang mebentuk satu rumpun bebawang.
Bawang putih dipercayai berasal dari tengah pergunungan Asia iaitu di Tajikstan, Turkmenia, Uzbekistan dan utara Iran, Afghanistan dan Pakistan.[2] Ia dari tumbuhan liar yang kemudian dibuat pembiakbakaan tumbuhan sejak dulu kala. Tanaman ini merupakan tanaman yang mendapat penekanan di negara oirental seperti di China dan Korea.
Belum ada maklumat mengenai tanaman bawang putih dibuat di Malaysia kerana tanaman ini kurang sesuai di Malaysia yang mempunyai iklim lembab dan banyak hujan memudahkan serangan penyakit bawang putih. Negara pengeluar utama bawang putih didunia ialah China dengan 10.5 juta metrik tan setahun atau kira-kira 77% penghasilan dunia. Ini diikuti dengan India (4%), Korea (2%), Rusia (1.6%) dan Amerika Syarikat (1.4%). Malaysia merupakan negara pengimpot bersih utama bawang putih.

Ciri-ciri morfologi

Keratan rentas seulas bawang putih.
Bawang putih ialah tanaman semusim yang mempunyai ciri-ciri morfologi sama seperti sayuran Allium yang lain iaitu bebawang, daun terubah, berakar cetek, dan mengeluarkan bau yang kurang enak.
Lukisan botani bawang putih (Allium sativum Woodwill) (1793).

Etimologi

"Sativum" dalam nama botani untuk bawang putih bermaksud ditanam, selari dengan fakta bahawa "A. sativum" liar tidak diketahui asalnya. Nama kuno bawang putih oleh orang Mesir purba ialah khidjana. Bawang putih digelar skórodon dalam bahasa Greek lama, shûm dalam bahasa Hebrew, ajo dalam bahasa Sepanyol, ail dalam bahasa Perancis, aglio dalam bahasa Itali, Knoblauch dalam bahasa Jerman dan suan dalam bahasa Cina. Penggunaan satu sebuatan sahaja dalam bahasa Cina iaitu suan menunjukan betapa lamanya bawang putih itu telah digunakan di China dahulu kala lagi.[3]

Sub-kumpulan

Bawang putih boleh dibahagikan lagi kepada lima sub-kumpulan iaitu:
  1. Sativum
  2. Ophioscorodon
  3. Longicuspis
  4. Subtropika
  5. Pekinense

Khasiat

Bawang Putih digunakan dalam bentuk segar (Untuk masakan dan perubaatan), dikeringkan dan juga diproses dalam bentuk serbuk . Penyimpanan yang sempurna membolehkan bawang putih tahan lama sehinga beberapa bulan. Di Malaysia semua bangsa menggunakan bawang putih dalam masakan harian terutamanya masyarakat Cina dan menjadi satu kemestian.
Khasiat bawang putih memang diketahui sangat berguna untuk kesihatan manusia kerana membantu dalam membunuh parasit, membantu dalam sistem pernafasan, perbaiki sistem penghadaman dan kandungan tenaga yang rendah. Ia telah digunakan semenjak 510 sSM di China sebagai tumbuhan sihat untuk kesihatan manusia. Kajian saintis menunjukkan setiap 100 gram bawang putih mengandungi 623 kJ kalori, karbohidrat (33 g), gula (1 g), serat (2.1 g), lemak (0.5 g), protein (6.39 g), beta karotin ( 5 microgram), thiamine (vitamin B1) (0.2 microgram), riboflavin (vitamin B2) (0.11 microgram), niacin (0.7 mucrogram), asid panthitenik (0.59 microgram), Vitamin B6 (1.2535 micragram), folate (3 microgram), vitamin C (31.2 mg), kalsium (181 mg), zat besi (1.7 mg), magnesium (25 mg), fosforus (153 mg), kalium (401 mg), natrium (17 mg) dan zink (1.16 mg). Kandungan zat lain ialah seperti mangan (1.672 mg) dan selenium (14 micrograms). Kandungan nutrien ini memberikan bawang putih sebagai sumber mineral utama untuk kesihatan manusia.[perlu rujukan]
Selain berfungsi sebagai anti bakteria, bawang putih di dapati sangat baik untuk mengelakkan penyakit serangan jantung dan mengurangkan tekanan darah tinggi dan penyakit kanser. Menjadi satu budaya di Korea dimana orang-orang tua memakan bawang putih mentah di kebun dan kuil. Kajian saintis juga mendapati bawang putih mampu mengurangkan penyempitan kolesterol pada saluran darah dalam kardiovaskular manusia. Kajian lain nyatakan ianya dapat kurangkan kandungan gula dalam badan dan mngurangkan batuk.[perlu rujukan]
Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Malaysia. Sebelum dipakai sebagai ramuan, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dihiris halus dan ditumis dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih boleh juga ditumbuk dengan pelbagai jenis bahan ramuan yang lain.
Bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia. Bawang ini telah dikenal pasti dapat memecahkan kolesterol yang menyekat perjalanan darah pada salur darah dan kolesterol ini dikenal pasti sebagai punca kepada penyakit darah tinggi.Ia juga membantu menyegarkan pernafasan sekalipun tempat yang banyak karbon monoksida (asap kenderaan).
Sayuran ini juga dapat menghindarkan seseorang daripada diserang kanser kerana kandungan mineralnya membantutkan ketumbuhan tumor dalam tubuh badan.Selain itu bagi mereka yang mempunyai masalah jerawat, kuman tersebut dapat dibunuh dengan menumbuk bawang putih serta menepekkannya di bahagian yang berjerawat.

Penanaman

Gambaran pelukis: Petani menuai tanaman bawang putih.
Bawang putih ditanam sepanjang tahun sama ada musim bunga, musim panas, musim luruh dan juga musim sejuk. Benih tanaman dari bebawang yang telah dipilih dan dimasukkan 2-3 inci (1 cm) di dalam tanah atas batas dengan jarak tanaman 0.30 meter x 0.40 meter. Tidak banyak serangan serangga perosak dan penyakit tanaman bawang putih kecuali serangan cacing nematod dan penyakit akar putih. Serangga lain ialah kutu trip dan hamama. Kawalan menggunakan minyak putih lebih berkesan. Tanaman bawang putih memerlukan baja organik yang tinggi dan jarang-jarang digunakan racun kimia di Korea. Boleh kata tanaman bawang putih macam tanaman organik juga.
Terdapat 2 jenis bawang putih yang popular di Korea iaitu varieti bawang putih tangkai keras dan tangkai lembut. Jenis tangkai keras sesuai ditanam pada musim sejuk sementara jenis tangkai lembut sesuai pada musim panas dan kawasan yang berhampiran dengan khatulistiwa. Bawang putih mengeluarkan bau yang kuat ketika dimasak dan ini memberikan rasa yang sedap pada masakan.

Penuaian

Bawang putih yang telah dituai dijemur sebelum disimpan untuk kegunaan lain.
Penuaian dijalankan apabila daun mulai kering dan dicabut menggunakan tangan. Tanah yang tertinggal pada akar akan dibuang dengan tangan dan kemudian setiap rumpun diikat untuk dijemur. Bawang putih akan dibuat penggredan dengan 10 kg satu ikat ikut saiz kecil, sederhana dan besar. Anggaran hasil bawang putih antara 6 – 8 metrik tan satu hektar.
Penyimpanan bawang putih sangat kritikal untuk memastikan bawang dalam keadaan rehat (dorman) beberapa lama dengan pada suhu panas iaitu lebih dari 18 °C (64 °F) di kawasan yang agak kering. Pada masa biasa (musim panas) bawang putih digantung di tepi atap atau rumah petani di Korea secara tradisional. Bawang putih tidak sesuai untuk disimpan dalam peti sejuk kerana akan berlaku penurunan kualiti.


Bawang Bombai

Bawang bombai (Latin: Allium Cepa Linnaeus) adalah jenis bawang yang paling banyak dan luas dibudidayakan, dipakai sebagai bumbu maupun bahan masakan, berbentuk bulat besar dan berdaging tebal.[1]
Bawang bombai biasa digunakan dalam memasak makanan di Indonesia, tidak hanya digunakan sebagai hiasan tapi juga bagian dari masakan karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya.[2] Disebut bawang bombai karena dibawa oleh pedagang-pedagang yang berasal dari kota Bombai (Mumbai sekarang) di India ke Indonesia.[2]

Asal Usul Bawang Bombai

Ditengarai bawang bombai berasal dari Asia Tengah, kemungkinan Palestina, lalu menyebar ke Eropa dan India, dan masuk dibawa oleh para pedagang dari sana.[3] Kemungkinan besar bawang bombai masuk ke Indonesia seiring masuknya para pedagang dari India atau penjajah dari Belanda. Orang Belanda pernah mencoba membudidayakan bawang bombai di Padang, tapi terhitung gagal.[3] Tanah yang lebih cocok ditengarai di Karo karena terbukti hasilnya sangat memuaskan.[3] Penggunaannya di Indonesia pada awalnya populer dipakai pada masakan Cina dan Eropa, namun belakangan banyak makanan Indonesia yang mempergunakannya.[3]

Karakteristik Bawang Bombai

Bawang bombai memiliki aroma yang khas bila dibanding dengan bawang merah biasa, umbinya terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.[2] Pohonnya tumbuh tegak ke atas, akarnya serabut dan tidak terlalu panjang (±10c), daunnya bebentuk seperti pipa namun pipih berwarna hijau tua dan berukuran lebih besar dibanding daun bawang merah biasa.[3] Batang semunya merupakan pelepah daun dan menimbulkan jejak cincin-cincin, pangkal pelepahnya melebar dan menebal membentuk bengkakan besar yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, bengkakan itu sendiri adalah umbi bawang.[3]
Pada bagian pangkal umbi terdapat batang rudimenter yang menyerupai cakram yang merupakan bawang yang sebenarnya.[3] Bunganya majemuk dan berbentuk lingkaran bulat dengan tangkai bunga besar, kuat serta besar di bagian bawah.[3] Pada ujung tangkai bunga kadang-kadang berbentuk umbi-umbi kecil yang dapat juga dimanfaatkan sebagai bibit.[3] Bunga bawang bombai dapat juga berbentuk biji yang cukup dengan warna hitam.[3]

Budidaya Bawang Bombai

Bawang bombai cocok ditanam di daerah pegunungan dengan suhu 18-20°C.[4] Penyinaran sinar matahai panjang hingga 14 jam sehari.[4] Ketinggian tempatnya ideal 800 meter di atas permukaan laut.[4] Ada pun yang mengatakan ketinggiannya harus di atas 2000 m dpl.[3] Tanah gembur mengandung keasaman antara 5,5-6,5 pH dengan drainase yang baik menjadi syarat utama supaya tidak membuat umbi bawang membusuk karena terendam air.[4] Pilihlah umbi bawang dengan ukuran 10-20/umbi, diperlukan 1500-2000 kg, atau ± 90.000 umbi untuk satu hektar.[4]
Tanah perlu disiangi dari rumput liar, dicangkul hingga gembur dan diberi pupuk kandang ±10-20 ton/hektar.[4] Bawang bombai paling baik ditanam pada awal musim kemarau, di Indonesia kira-kira bulan Mei/Juni - Agustus/September.[4] Bawang bombai sebaiknya ditanam di tanah yang gembur dengan kelembaban yang cukup (disiram sehari sebelum tanam).[4] Bersamaan dengan waktu tanam, berikan campuran pupuk N, P, dan K (NPK) dengan perbandingan 15:15:15 dengan dosis 150 kg per hektar.[4] Atau dapat juga diganti dengan pupuk KCI dengan jumlah 325 kg per hektar.[4] Pupuk tersebut dicampur dengan tanah.[4] Pupuk lainnya diberikan secara susulan.[4] Di atas bedeng yang hendak ditanami, tentukan jarak tanam dengan menggunakan tali, ajir dan bilah pelarik dengan jarak 20x30 atau 40x30 cm.[4] Tanamkan bibit bawang bombai satu per satu bagian siung masuk ke dalam tanah dengan posisi siung di atas.[4] Siram lagi sampai kelembabannya cukup.[4]
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara menyulaminya pada usia 7 hari setelah tanam dengan cara mengganti bibit yang busuk dengan yang baik.[4] Lakukan pengairan dengan cara digenangi air dan dikurangi secara periodik supaya umbi tidak membusuk.[4] Dosis pupuk 100-120 kg N, 150 kg P2O5 dan 100 K2O per hektar atau setara dengan 222-267 kg Urea atau 476-571 kg Za _ 489 kg TSP _ 271 kg KCI per hektar.[4] Pemberian pupuk dilakukan dua kali, yaitu pada umur 2 Minggu setelah tanam pupuk TSP dan KCI serta setengah dosis pupuk Urea dan ZA; kemudian diulang pada umur 4 Minggu setelah tanam berupa pupu Urea atau Za setengah dosis sisanya.[4] Pemberian pupuk dilarikan di antara barisan tanaman, ditugalkan dan ditutupi tanah.[4]

Manfaat Bawang Bombai

tabel perbandingan kandungan senyawa dalam bawang
Kandungan nutrisi dalam bawang dapat dilihat dan dibandingkan dengan bawang merah biasa dan bawang putih pada tabel.[4]
Penggunaan terbesar adalah untuk bahan dan bumbu masakan.[5] Khasiat bawang bombai sangat banyak, yaitu antioksidan alami, mampu menekan efek sinogenik dari senyawa radikal bebas.[5] Fungi pada umumnya adalah memperkecil risiko penyakit degeneratif seperti kanker kolon.[5] Bawang bombai juga dipakai secara umum untuk menyembuhkan berbagai penyakit pencernakan, flu, kembung, mual, maag, disentri, dan membunuh cacing dalam perut.[5] Sifat senyawa bawang bombai bersifat hipolipidemik, yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol darah.[5] Mengkonsumsi satu siung dapat meningkatkan kadar kolesterol 'baik' sebesar 30%.[5] Manfaat lainnya, dapat menyembuhkan penyakit radang hati, radang sendi, radang tonsil, radang pada tenggorokan, serta radang telinga. [5]






Cilok & Cireng Bogor



Untuk pemesanan bisa datang langsung ke Perum Tanah Baru Permai Blok H.5 No.3 atau
Telp : 0877 7022 7888
* Produk Tanpa bahan pengawet
* Produk Tanpa bahan pewarna
Cilok isi 20/bks
Cireng isi 30/bks

Talas

Talas atau talas bogor (Colocasia esculenta L., suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi yang cukup penting. Diduga asli berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, talas diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak masa purba, bahkan sebelum padi ditanam orang[4]. Kini talas telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika Barat dan Utara, dan Hindia Barat[4]. Talas merupakan makanan pokok, selain sukun, di beberapa kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas populer ditanam hampir di semua daerah.
Nama-nama daerahnya banyak yang senada dengan perkataan talas dan keladi, misalnya talé, kĕladi, sukat, suhat, seuhat, suwat (Bat.); talo (Nias); taléh, kaladi, kuladi (Min.); talos, kĕladi (Lamp.); talĕs, kĕladi, kujang, luèh (Day.); taleus, bolang (Sd.); tales (Jw.); talĕs, kaladi (Md.); talĕs, kladi (Bl.); talé, koladi, kolai, kolei, korei, kore (aneka dialek di Sulut); aladi, suli, kosi, paco (Sulsel); lole, ufi lole (Timor); inane, inano, inan, ina wuu, ronan, kětu, etu, hakar, wakal, gwal (berbagai pulau di Maluku); bètè, ota, dilago, komo (Maluku Utara); nomo, uma, warimu, hèkérè, sèkéré, ifen, yéfam (Papua)[5]. Sementara dalam bahasa Inggris disebut taro, old cocoyam, dasheen, dan eddoe[4].

Pengenalan

Pelat botani
Herba, dengan dengan semacam umbi batang yang disebut bonggol (Ingg.: corm, umbi bonggol) yang tumbuh di bawah tanah; tingginya 0,4-1,5 m.Daun-daun 2-5 helai; dengan tangkai berwarna hijau, bergaris-garis tua, atau keunguan, 23-150 cm, pangkalnya berbentuk pelepah; helaian daun 6-60 × 7-53 cm, bundar telur, jorong, atau lonjong, dengan ujung meruncing, kadang-kadang keunguan di sekitar menancapnya tangkai, sisi bawahnya berlilin, taju pangkalnya membulat.[6]
Perbungaan dalam tongkol di ketiak, bertangkai 15-60 cm. Seludang bunga 10-30 cm, dalam dua bagian, yang atas lebih panjang, kuning oranye dan rontok. Tongkol dengan warna mentega pada bagian jantannya. Buah buni berwarna hijau, lk. 0,5 cm. Biji bentuk gelendong, beralur membujur.[6]

Manfaat

Sisi bawah daun
Talas terutama ditanam untuk umbinya, yang merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting. Namun umbi ini mengandung getah yang gatal, yang berbeda-beda ketajamannya menurut jenisnya, sehingga harus dimasak terlebih dulu sebelum dapat dikonsumsi. Memakannya saja tak boleh berlebihan, karena ia mengandung getah yang membuat gatal. Terlalu banyak memakan talas, menimbulkan rasa begah dan gangguan pencernaan.[7] Umbi talas dapat diolah dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung, bubur, dan kue-kue.
Di beberapa daerah di Indonesia di mana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Di Hawaii dan beberapa bagian Kep. Polinesia, umbi talas dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan puding.[4]. Di Jawa dan juga di tempat-tempat lain di Indonesia, umbi talas dikukus atau digoreng untuk dinikmati sebagai camilan.
Umbi talas bogor
Di samping umbi, daun dan tangkai daun yang muda dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Sayur lompong dari Jawa Barat adalah sejenis gulai yang memanfaatkan bagian pucuk dan tangkai daun yang muda[5], dimasak dengan atau tanpa santan kelapa. Daun-daunnya yang muda terkenal sebagai pembungkus buntil yang disukai[4].
Daun talas, tua atau muda, juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame. Daun, tangkai daun, dan umbi, digunakan sebagai campuran pakan ternak, terutama babi[4].
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun. Karena lebarnya, daun talas dapat dipakai sebagai pembungkus, misalnya ikan basah, di pasar tradisional.
Rasa talas itu sendiri manis dan pedas, sifatnya netral. Umbinya sedikit beracun, berkhasiat anti-radang, dan mengurangi bengkak. Daun dan tangkai bersifat astringen. Umbi dan tangkai daun mengandung tepung, villose, polifenol, dan saponin. Daunnya mengandung polifenol. Untuk pemakaian luar, cuci daun berikut tangaki, lalu giling hingga halus. Turapkan ia ke borok, bisul, dan bagian yang terkena air panas.[7]
Sayur lompong
Kue dari umbi talas, Cina

Penanaman & macam-macamnya

Talas itu diketahui ada 4 macam:[8]
  • Talas pandan:baunya ibarat pandan wangi kalau sudah direbus. Ciri-cirinya, ungu sedikit, dan pangkal pelepahnya agak merah.
  • Talas ketan:agak lekat (lengket) seperti ketan apabila sudah direbus. Warnanya hijau muda, dan suka membuat anakan banyak sekali. Talas ketan yang dikenal dengan nama talas bogor atau talas lambao adalah hasil seleksi dari Balai Penelitian Pertanian dari Bogor, yang dulu, dikenal dengan nama Algemene Proefstation de Landbouw.
  • Talas banteng:besar umbinya, tapi sayang, tidak enak rasanya. Talas yang tangkainya warna ungu.
  • Talas lahun anak:dia punya anakan banyak, tapi sayang, kecil-kecil ukurannya.
Tapi, talas yang sering dijual di pasar adalah talas pandan dan ketan. Pada saat kita hendak menanam talas, hendaknya pada permulaan musim hujan saja. Kemudian, buatlah lubang sedalam 50 × 50 cm, dan jarak antar lubang 80 cm. Bertanamlah di tanah yang banyak disinari matahari. Kemudian, isilah lubang itu dengan pupuk kandang atau sampah dapur, dan timbuni tanah itu. Barulah tancap bibit talas tersebut dengan perbandingan 2/3 bahagian badannya itu tertancap.[8] Kalau sudah berumur sebulan, sianglah semua rumput yang ada di situ. Kalau sudah 2-3 bulan umurnya, iris dulu tepian batangnya. Kemudian, timbun lagi dengan tanah. Pastikan, jangan sampai terlalu banyak anakan yang tumbuh. Kalau anakan cuma satu-dua saja, masih boleh untuk persediaan bibit kelak. Pada umur 7-8 bulan, talas baru bisa dipungut. Tanaman dibongkar keseluruhannya, dan umbinya dipotong dari batangnya.

Lada

Lada yang mempunyai nama Latin Piper Albi Linn adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati.[1] Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik.[1] Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu.[2] Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada putih dan lada hitam yang mana sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur.[2] Tanaman ini merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80% hasil lada Indonesia diekspor ke negara luar.[3] Selain itu, lada mempunyai sebutan The King of Spice (Raja Rempah-Rempah) yang mana kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton.[3] Lada adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya.[4] Mereka memotong batangnya kira-kira dengan panjang 0,25-0,5 meter.[4]

Bagian-Bagian Tanaman

Batang

Batang tanaman lada tumbuh merambat pada suatu tiang, terkadang juga menjalar di permukaan tanah.[2] Panjang batang bisa mencapai 15 meter, namun dalam budi daya tanaman lada, biasanya batang akan dipotong dan hanya disisakan sekitar 275-300 meter.[2] Bentuk batang pada tanaman lada adalah beruas-ruas seperti tanaman tebu dan panjang ruas bukunya berkisar 4-7 cm, hal ini tergantung pada tingkat kesuburan.[2] Panjang ruas buku pada pangkal biasanya lebih pendek dibanding dengan ruas yang berada di pertengahan maupun ujung, sedang ukuran diameternya rata-rata berukuran 6-25 mm.[2]

Akar

Akar yang dimiliki oleh tanaman lada adalah akar tunggang namun mirip dengan akar serabut.[2] Ukurannya kecil-kecil dan tidak panjang sebagaimana pada akar tunggang biasanya.[2] Sesuai dengan jenisnya, akar tanaman ini dibedakan menjadi dua, yakni akar lekat dan akar tanah.[2] Akar lekat adalah akar yang tumbuh pada setiap ruas buku yang berada di permukaan tanah dan mempunyai panjang rata-rata 2,5-3,5 cm.[2] Dalam satu ruas buku bisa tumbuh sebanyak 10-25 helai akar.[2] Kemudian akar tanah adalah akar yang tumbuh pada batang tanaman lada yang berada di dalam tanah.[2] Dari satu suku batang bisa tumbuh sekitar 10-20 helai akar.[2]

Cabang

Gambar buah lada yang masih di pohon
Tanaman ini mempunyai dua macam lada, yakni cabang orthotrop dan cabang pang plagiatrop.[2] Adapun cabang orthotrop adalah cabang yang tumbuh dari ketiak daun pada buku batang baik yang berada di permukaan maupun di dalam tanah.[2] Selanjutnya, cabang pang plagiatrop merupakan cabang yang tumbuh dari buku dahan.[2] Biasanya cabang ini akan tumbuh setelah tanaman lada berbuah sebanyak dua kali.[2] Jika semakin banyak buku dahan yang ditumbuhi olehnya, maka semakin banyak buah yang akan dihasilkan.[2]

Dahan

Ukuran panjang dahan tanaman lada berkisar antara 35-65 cm.[2] Dahannya tumbuh secara vertikal, namun akan berubah jadi horisontal ketika buahnya sudah mulai tua dan masak.[2] Hal ini menyebabkan dahan tanaman ini menggantung karena dipengaruhi oleh bobot buah yang tumbuh di dahan tersebut.[2] Dahan harus dijaga agar tumbuh normal karena mempunyai fungsi utama, yakni sebagai media pertumbuhan bunga dan buah.[2]

Daun

Daun tanaman lada berbentuk bulat telur, namun ujungnya meruncing.[5] Pada belahan atas, daun berwarna hijau tua mengkilat, sedang yang bawah berwarna hijau pucat.[5] panjangnya bisa mencapai 12-18 cm dengan ukuran lebar 5-10 cm.[5] Daun akan berukuran lebih panjang jika berada pada batang bagian atas, begitu sebaliknya.[5] Biasanya kuncup daun lada terbungkus oleh kelopak (sisik), jika dia mengembang, maka berjatuhanlah kelopak tersebut. Selain itu, daun tanaman ini sifatnya kenyal dan bertangkai.[5]